Sunday, June 1, 2008

Dari Kekasih Kepada Kekasih


Entah berapa kali
Kucuba membohong hati ku ini
Hebat dilanda
Rindu padamu
Namun semua alasan
Rapuh bagaikan awan berarak
Yang memang tidak pernah abadi
Dan terlalu cepatnya berlalu
Pabila di giring angin
Dan mudah pula layu
Selepas ia melimpahkan
Titis-titis ehsan

Kini hatiku sangat terdesak
Untuk memilikimu
Agar bisa aku meneruskan
Sisa-sisa hidupku ini
Seperti manusia yang punya kekasih
Yang punya kekasih

Seorang sahabat berkata:

“Hidup ni sementara.”

Aku kata:

“Nak bertindak, tp hati pun buntu.”

Sahabat lain berkata:

“Bagaimana ? Sudah berkeputusankah?”

Aku kata:

“Nak menangis, air mata pun sudah merajuk.”

Sahabat mana entah berkata:

“Sia-sia. Sia-sia.”

Aku, menggagau dalam tidur.

Aku, mengeluh dalam mimpi.

Allah…Allah…

Allah kata:

“…dan sesiapa yang bertaqwa kepada Allah, nescaya Allah akan mengadakan baginya jalan keluar. Serta memberikannya rezeki dari jalan yang tak terlintas di hatinya. Dan sesiapa brserah diri kepada kepada Allah, maka Allah cukuplah baginya. Sesungguhya Allah tetap melakukan segala perkara yang dikehendaki-Nya. Allah telah pun menentukan kadar dan masa bagi berlakunya tiap-taip sesuatu.”

Aku kata:

“Sesungguhnya, nak termenung pun sudah tiada masa.”

Ada sahabat kata:

“Fasobrun jamiil…”

Tapi aku,

Masih tak jumpa jalan.

Masih tak nampak cahaya.

Allah,

Ku cari tali-Mu!